Jatuhnya Sevilla

17 September 2014

Jatuhnya Sevilla

Sejarah selalu berulang bersama kita, dan sayangnya kita adalah bangsa yang tidak membaca sejarah untuk mengambil manfaat darinya, dan pada akhirnya kita jatuh ke dalam kesalahan yang sama seperti para pendahulu kita. Mereka yang tidak mengingat masa lalu ditakdirkan untuk mengulanginya, dan sayangnya kita mengulangi kesalahan masa lalu dan bersekutu dengan musuh-musuh kita untuk saling menghancurkan.

Ini adalah kisah jatuhnya Sevilla, yang merupakan contoh berulang dari jatuhnya kota-kota Andalusia lainnya, dan sayangnya, ini adalah contoh berulang dari realitas kita saat ini.

Jatuhnya Cordoba, benteng Islam terbesar di Andalusia, pada tahun 633 H/1236 M, menandai berakhirnya keruntuhan total Andalusia. Setelah jatuhnya Almohad, penduduk Sevilla menyadari bahwa mereka membutuhkan perlindungan eksternal setelah gagal mengandalkan diri sendiri. Mereka pun mengirimkan baiat kepada Pangeran Abu Zakariya al-Hafsi, pangeran Hafsid di Tunisia, yang bersinar setelah jatuhnya Almohad. Namun, orang-orang yang dikirim oleh pangeran Hafsid ke Sevilla memperlakukan penduduk dengan buruk dan menunjukkan kerusakan, sehingga penduduk Sevilla terpaksa mengusir mereka dan mulai mengandalkan diri sendiri. Mereka membatalkan perjanjian yang memalukan yang telah disepakati antara mereka dan Raja Kastilia yang beragama Kristen, Ferdinand III, dan membunuh Ibn al-Jadd, perancang perjanjian tersebut dan pendukung kebijakan yang mempermalukan orang-orang Kristen.
Ini merupakan pertanda awal dari akhir bagi Sevilla, tetapi mereka telah kehilangan dukungan Islam eksternal dan, dengan melanggar perjanjian, menyatakan perang terhadap Castile, yang keadaannya belum siap untuk dimasuki.
Tahun 644 H/1246 M menjadi saksi dimulainya gerakan Kristen melawan Sevilla. Tentara Salib merebut garnisun Sevilla pada tahun ini, dengan bantuan Ibn al-Ahmar, Raja Granada, sesuai dengan perjanjiannya dengan Ferdinand. Ferdinand menyerahkan Argona dan menjual al-Hajjar, benteng Jabir, serta tanah Frantira. Ia mengakui kepatuhannya kepada Raja Kastilia dan berjanji untuk membayar upeti tahunan sebesar 150.000 maravedi, mata uang Spanyol, dan membantunya dalam perang melawan musuh-musuh Muslimnya!!!
Pada tahun berikutnya, 645 H/1247 M, pasukan Kristen kembali maju ke Sevilla, dan berhasil merebut puluhan kota Islam berkat campur tangan Ibn al-Ahmar. Sevilla dikepung dan dikepung dari segala sisi oleh batalyon-batalion Kristen, dan oleh batalyon yang dipimpin oleh Ibn al-Ahmar, yang semuanya turut serta menggusur penduduknya dan menghancurkan dakwah Islam di sana. Barangkali, kehadiran panji-panji perjuangan Islam yang dapat dilihat oleh umat Muslim yang terkepung merupakan pukulan terberat yang diterima oleh mata dan hati penduduk Sevilla yang gagah berani!
Rakyat Sevilla yang terhormat berdiri teguh selama kurang lebih satu tahun, berhasil menangkis pengepungan Kristen yang didukung oleh Ibn al-Ahmar. Mereka berhasil menyergap dan mengalahkan orang-orang Kristen lebih dari sekali.
Selama pengepungan, mereka mencoba mencari bantuan dari Maroko, tetapi sia-sia. Sementara itu, bantuan terus mengalir ke umat Kristen, hingga mereka berhasil mencegah pasokan mencapai umat Muslim yang terkepung di Sevilla. Persediaan makanan habis, dan momok kelaparan mulai merayapi kota yang kelelahan itu!!
Atas kehendak Allah, kaum Muslim Sevilla meninggalkan kota mereka sesuai ketentuan perjanjian pada tahun 647 H/1248 M. Mereka pun pergi, mengungsi ke kota-kota Islam Spanyol lainnya yang tak lama kemudian jatuh!

Dari buku "Negara-negara yang Tak Terlupakan" oleh Mayor Tamer Badr 

id_IDID